Sejarah

SEJARAH MULAI DIKENALNYA MUSIK TRADISIONAL KHAS BANGKA BELITUNG “DAMBUS”

                        Dambus yang kita kenal awalnya mempunyai perjalanan sejarah panjang, yang usianya   hampir sama dengan keberadaan mula dikenalnya Pulau Bangka Belitung oleh para pendatang, kaum pesisir yang pernah hijrah ke Pulau Bangka Belitung.

Dambus adalah sejenis alat musik yang dipergunakan dalam mengiringi Tarian, Nyanyian yang dilantunkan oleh pendahulu kita hingga dipelosok pedesaan pada waktu itu, oleh para akhlinya, bahkan lantunan bunyi yang dimainkan,..Konon Cerita,….sering diberi mantera sebagai Pemikat dan warga berbondong-bondong berdatangan menghampiri pagelaran yang diadakan oleh warga setempat. Dambus dapat ditemui dibanyak tempat di Pulau Bangka Belitung yang kaya dengan Imajinasi Seni dan budaya.


Namun cerita tersebut, oleh Penulis, mungkin karena pada waktu itu, Kesenian yang sering berlangsung sebagai hiburan warga pada waktu itu, yang menjadi pusat hiburan adalah Musik Dambus, maka tentunya semua warga akan tertuju pada suguhan berupa Musik Dambus.
Dambus adalah Alat Musik Petik, dibuat dengan ciri khas pada bagian kepala berupa Kepala Rusa,..Kijang atau menjangan, ditambah dengan alat bunyi-bunyian seperti Biola khas Bangka Belitung, Rebana, Tawak-Tawak, Gong Bangka Belitung dan lain peralatan.

Konon, kaitannya bentuk Dambus dibuat Kepala Rusa, berkemungkinan disimbolkan karena habitat ini selalu berada dalam kelompok yang besar dan sangat tangkas, mempunyai indera/instink yang sangat cepat menangkap suatu situasi dan kondisi bila berada dalam situasi tertentu, kecepatan larinya, melompat yang sangat luar biasa, terkadang menyerupai bentuk yang diaplikasikan kedalam bentuk seni koreografer atau tarian oleh para pelaku seni.

Oleh karena itulah kemungkinan Fauna Rusa, disimbolkan oleh para tetua pendahulu, alat Musik dambus Bangka Belitung disimbolkan kedalam bentuk Kepala Rusa sampai sekarang.

Keberadaan Dambus, erat kaitannya dengan pengaruh masuknya Agama Islam di Indonesia, di Bangka Belitung bahkan dipesisir Sumatera seperti Aceh, Riau, banyak ditemui alat musik ini, dengan variasi yang berbeda satu sama lainnya, kalau di Bangka Belitung ditambah Alat yang dinamakan Tawak-Tawak, sejenis Gong dibuat dari Batok Kelapa (Berasal dari Kampung Pelangas, Kabupaten Bangka Barat, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.)
Di Pulau Bangka Belitung, Alat Musik Dambus umumnya dimiliki oleh Kaum Keluarga (Musik Rumah), dimana pemusiknya sering melantunkan, mengeluarkan gejolak pernyataan isi hatinya dalam hal Percintaan, Keagamaan, bersahut pantun dan lain sebagainya.

Agama Islam dan Kebudayaan Arab-Persia banyak memebrikan pengaruh dalam membentuk Gaya Musik Tradisional Dambus di Pulau Bangka Belitung, daratan Sumatera dan kepulauan disekitarnya, serta belahan timur seperti Kalimantan, Sulawesi yang sama-sama masih mempunyai Rentang Tali serumpun Melayu, dan adanya kontak yang erat antara pendengar dan pelaku musik, serta hubungan kultiril antar suku bangsa, sangat mem[pengaruhi bentuk pernyataan gaya musik di Indonesia, khususnya di Pulau Bangka Belitung.

Dambus Bangka Menggunakan sebanyak 7 (tujuh) Lembar senar dengan Nada sebagai berikut :
a. Untuk Tali Senar ke 4 hanya 1 Lembar Senar, dengan Kunci Nada RE.
b. Untuk Tali Senar ke 3 pakai 2 Lembar Senar, dengan Kunci Nada SOL.
c. Untuk Tali Senar ke 2 pakai 2 Lembar Senar, dengan Kunci Nada DO.
d. Untuk Tali Senar ke 1 pakai 2 Lembar Senar, dengan Kunci Nada FA.

Salah satu, pengrajin dambus di Bangka Belitung adalah Zamroti. Usaha ini berdiri sejak tahun 2000 dan sudah mulai dikenal luas, bukan hanya di Bangka dan Belitung tetapi sudah sampai di daerah Kep. Riau, yang juga mempunyai kerajinan dambus. Mereka begitu tertarik dengan dambus buatan pak Zamroti karena Kerajinan Dambus Zamroti mempunyai Khas dari kerumitan mengukir kepala rusa yang cukup rumit dan kualitas dari dambus itu sendiri. Kerajinan Dambus Zamroti sering dipesan oleh sekolah-sekolah (tingkat TK, SD, SMP dan SMA) mereka menjadikan musik dambus sebagai bagian dari ekstrakulikuler yang wajib diketahui. Selain itu, instansi pemerintah juga banyak yang memesan kepada Kerajinan Dambus Zamroti  dalam partai yang besar.

1 komentar:

  1. Ma'af, ralat. Setahu saya ( 1973 ), TETAWAK atau gong Bangka Belitung itu terbuat dari Babbit/Taik timah. Warnanya hitam kebiru-biruan. Tebal seperti Kenong pada gamelan Jawa. Bunyinya tidak Gung ( menggema ), tetapi KUNG ( buntuk ). Cara memainkannya : Pemain duduk bersila, Tetawak dipangku dipeluk tangan kiri, ditabuh. Tidak digantung. Sedangkan Tawak2 dari kayu dan batok kelapa ( Budung ) merupakan pengembangan / kreasi baru karena menemukan Tetawak model lama sudah langka.

    BalasHapus